Kesehatan
Semua butir
-
Gambaran Sanitasi Lingkungan di Kompleks Sekolah Dasar Bawakaraeng Wilayah Kerja Puskesmas Bara Baraya Makassar
Abstrak: 181
Abstract
Pendahuluan: Sekolah berperan dalam membentuk perilaku sehat, sehingga sanitasi lingkungan harus memenuhi standar, termasuk fasilitas air bersih, jamban, pembuangan limbah, tempat sampah, dan sarana cuci tangan. Kantin sekolah juga berperan dalam menjaga kesehatan siswa melalui penyediaan makanan yang higienis. Kurangnya sanitasi yang layak dapat meningkatkan risiko penyakit. Tujuan: Mendeskripsikan sarana sanitasi di Kompleks SD Bawakaraeng Kota Makassar. Metode: Penelitian kualitatif dengan desain deskriptif melalui observasi langsung fasilitas sanitasi. Hasil: Fasilitas sanitasi di Kompleks SD Bawakaraeng belum memenuhi standar. SD Bawakaraeng 2 memiliki tingkat pemenuhan tertinggi, diikuti SD INPRES, SD Bawakaraeng 3, dan SD Bawakaraeng 1 sebagai yang terendah. Sarana CTPS dan pengolahan limbah cair sudah memenuhi standar. Kesimpulan: Sanitasi di sekolah-sekolah wilayah Puskesmas Bara-Baraya masih belum layak, terutama dalam aspek jamban, tempat sampah, dan saluran limbah. Sosialisasi diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan sekolah tentang pentingnya sanitasi dalam menjaga kesehatan siswa dan tenaga pendidik.
-
Identifikasi Bakteri Patogen Gram Negatif pada Alat Praktikum Mikrobiologi di Laboratorium Central Stikes Maharani Malang
Abstrak: 1955
Abstract
Tumpukan peralatan laboratorium dan kurangnya sterilisasi secara rutin bisa berkontribusi pada pertumbuhan serta kontaminasi bakteri patogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri patogen gram negatif yang ada pada peralatan praktikum mikrobiologi di Laboratorium Central STIKes Maharani Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian analitik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Tahapan dalam penelitian ini meliputi pengambilan sampel swab pada permukaan alat praktikum mikrobiologi, pembuatan isolasi koloni bakteri dengan media MCA (Mac Conkey Agar), pembuatan biakan murni media agar miring MCA, pengamatan makroskopis, dan uji biokimia. Bakteri ditumbuhkan pada media MCA selama 2x24 jam. Hasil penelitian dengan pewarnaan gram menunjukkan bakteri gram negatif, berbentuk batang, menyebar, berwarna merah. Uji biokimia menunjukkan glukosa (+g), laktosa (+), manitol (+), maltosa (+), sukrosa (+), H2S (-), indol (-), Mr (Methyl Red) (-), Vp (Voges Praskaeur) (+), citrat (+), motilitas (-), ditemukan spesies bakteri Klebsiella pneumoniae. Hasil kedua menujukkan glukosa (+g), laktosa (+), mannitol (+), maltosa (+), sukrosa (+), H2S (-), indol (+), Mr (Methyl Red) (+), Vp (Voges Praskaeur) (-), citrat (-), motilitas (-), ditemukan spesies bakteri Escherichia coli. Kesimpulan penelitian ini adalah ditemukan adanya bakteri gram negatif berbentuk batang, menyebar, dan berwarna merah. Sedangkan dari uji biokimia menggunakan glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sukrosa, ındol, MR, VP, dan citrat didapatkan temuan bakteri Klebsiella pneumoniae dan bakteri Escherichia coli.
-
Anti-diabetic Activity of Virgin Coconut Oil (VCO): Review
Abstrak: 767
Abstract
Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by increased blood glucose levels. Currently, the treatment of diabetes mellitus uses synthetic or chemical drugs and natural ingredients such as virgin coconut oil. Virgin coconut oil (VCO) is extracted with minimal heating and no chemical purification process. This study aims to obtain data on the impact of VCO as an antidiabetic obtained from several research journals. This literature study uses a narrative review method obtained from the Google Scholar, Pubmed, and Science Direct databases. The results of this study indicate that VCO can be used as an alternative to lowering blood glucose levels because it has antidiabetic activity. Medium-chain fatty acid (MCFA) lauric acid in VCO can stimulate insulin production in pancreatic beta cells. This study concludes that virgin coconut oil can potentially reduce blood sugar levels.
-
Pengaruh yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada mahasiswa prodi Dııı Keperawatan Politeknik Kaltara
Abstrak: 206
Abstract
Pendahuluan: Tidur merupakan suatu kegiatan normal yang akan dialami setiap individu dan menjadi aktivitas manusiawi didalam suatu kehidupan, tetapi banyak diusia mahasiswa yang tidak memedulikan kualitas tidur baik, dengan ini tingkat kebugaran jasmani pada usia mahasiswa akan berdampak buruk. Oleh karena itu dengan memberikan senam yoga dapat menjadi salah satu cara dalam meningkatkan kualitas tidur pada berbagai umur dan penderita ganguan kualitas tidur. Tujuan: Identifikasi efektifitas yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada mahasiswa. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Quasi Experimental without control groub yang diberikan pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian adalah semua mahasiswa Prodi keperawatan Politeknik Kaltara dengan jumlah populasi 131 populasi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling pada mahasiswa keperawatan tingkat 1 dengan jumlah sampel 33 sampel. Tahapan penelitian terdiri dari 3 tahapan. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil: Uji analisis menggunakan McNemar didapatkan p value=0.000 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan signifikan terhadap kualitas tidur pengaruh sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam yoga. Kesimpulan: dari hasil penelitian yang berjudul Efektivitas Yoga Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Mahasiswa dapat dianggap bahwa senam yoga dapat meningkatkan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan di Politeknik Kaltara. Diharapkan senam yoga dapat dijadikan salah satu upaya penanganan dalam meningkatkan kualitas tidur pada mahasiswa
Kata Kunci: Kualitas Tidur, Mahasiswa, Yoga -
Gambaran pengetahuan ıbu menyusuı terhadap pıjat oksıtosın dı puskesmas Karang Rejo kota Tarakan
Abstrak: 146
Abstract
Produksi Air Susu Ibu (ASI) dapat terganggu akibat kurang optimalnya pembentukan hormon oksitosin. Pijat oksitosin merupakan suatu tindakan pemijatan dalam mengatasi masalah produksi ASI yang kurang lancar. Pijat oksitosin dapat dilakukan pada tulang belakang sampai tulang vertebra kelima-keenam dan merupakan suatu cara untuk meningkatkan produksi hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan yang bertujuan meningkatkan kerja saraf parasimpatis dalam merangsang hipofise posterior. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pijat oksitosin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pengambilan sampel secara non probability sampling menggunakan teknik accindental sampling dengan jumlah 40 sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, dan pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan tentang pijat oksitosin. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data berupa tingkat pengetahuan baik (65,0%), cukup (15,0%), kurang (20,0%). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu menyusui di puskesmas Karang Rejo kota Tarakan memiliki pengetahuan yang baik terkait pijat oksitosin.
-
Optimasi formula dan evaluasi stabilitas fisik sediaan tablet effervescent ekstrak aqueous daun kelor (Moringa oleifera L.)
Abstrak: 1091
Abstract
Daun kelor (Moringa oleifera L.) adalah salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan memiliki nutrisi serta antioksidan yang tinggi. Pemanfaatan daun kelor sebagai suplemen kesehatan membutuhkan suatu inovasi bentuk sediaan agar praktis digunakan, salah satunya dengan membuatnya dalam bentuk tablet effervescent. Tujuan dari penenlitian ini adalah untuk mendapatkan formula yang optimal pada tablet effervescent ekstrak aqueous daun kelor (Moringa oleifera L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan membuat sediaan tablet effervescent ekstrak aqueous daun kelor menggunakan 3 formula yang berbeda dengan metode granulasi basah. Stabilitas fisik tablet effervescent yang diperoleh kemudian dievaluasi. Hasil evaluasi dianalisis untuk mendapatkan formula optimal dari ke-3 formula. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan F3 merupakan formula yang memiliki kestabilan fisik granul dan tablet yang baik. Granul dari F3 memiliki sudut diam 22,45°, persentase kompresibilitas 12,67 %. Tablet effervescent F3 memiliki keseragaman bobot yang tidak melebihi 5% maupun 10%, keseragaman ukuran yang tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan memiliki waktu larut lebih cepat dibandingkan dengan formula lain yaitu 1 menit 22 detik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa formula optimal dari ke-3 formula adalah F3 dengan konsentrasi asam dan basa masing-masing sebesar 20%.
-
Analısıs karakterıstık organoleptıs dan kimia tepung ıkan sepat rawa (Trıchopodus trıchopterus)
Abstrak: 402
Abstract
Ikan sepat rawa (Trıchopodus trıchopterus) merupakan hewan yang banyak ditemukan di Kalimantan Selatan. Ikan sepat rawa muncul musiman namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui karakteristik oraganoleptis dan kimia berupa kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak dan kadar protein tepung ikan sepat rawa. Pembuatan tepung ikan sepat rawa dengan menggunakan metode pengukusan pada suhu 90˚C selama 20 menit dan pemanasan oven dengan suhu 70˚C selama 80 menit. Hasil penelitian ikan sepat rawa menunjukkan karakteristik organoleptis berupa warna cokelat muda, aroma harum/khas, rasa hambar kemanisan, dan tekstur kering sedangkan hasil analisis kimia didapatkan kadar protein sebesar 44,84%, kadar serat 1,88%, kadar lemak 4,12%, kadar abu 14,63%, dan kadar air 5,98%. Berdasarkan Standar Nasional Indonesi (SNI), dari kelima pengujian karakteristik kimia didapatkan hasil uji kadar protein termasuk dalam standar mutu III, serat termasuk dalam standar mutu II, kadar lemak termasuk dalam standar mutu I, kadar abu termasuk standar mutu I, kadar air temasuk standar mutu I.
-
Gambaran penggunaan antikoagulan pada pasien ST-Elevatıon Myocardıal Infarctıon (STEMI)
Abstrak: 1641
Abstract
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak. ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) salah satu klasifikasi dari Infark Miokard Akut (IMA). IMA timbul dari kerusakan permanen pada otot jantung karena suplai oksigen yang tidak mencukupi. Adanya IMA dapat merusak fungsi sistol dan diastol, serta menambah kejadian yang tidak diharapkan seperti aritmia pada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat penggunaan antikoagulan pada pasien STEMI yang menggunakan terapi fibrinolitik. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dengan melihat catatan medis pasien STEMI yang menjalani rawat inap di RS “X” kota Tarakan periode 2017-2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua pasien STEMI menerima terapi antikoagulan. Sebanyak 92,31 % menggunakan enoxaparin dan 7,69 % pasien menggunaan fondaparinux dengan karakteristik pasien sebanyak 12 penyakit penyerta. Pemberian antikoagulan pada pasien STEMI membantu menjaga kondisi arteri setelah proses reperfusi ketika telah diberikan fibrinolitik sehingga tidak menyebabkan terjadinya reoklusi.
-
Perbedaan faktor rısıko domınan penyakıt tıdak menular pada usıa dewasa dan lanjut usıa
Abstrak: 284
Abstract
Penyakit tidak menular merupakan ancaman kesehatan saat ini, prevalensinya selalu meningkat setiap tahunnya. Faktor risiko penyakit tidak menular adalah perilaku hidup yang berhubungan dengan kelebihan berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, tekanan darah tinggi, gula darah, kolesterol. Lansia dan dewasa merupakan kelompok rentan terhadap penyakit tidak menular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan faktor risiko penyakit tidak menular antara lansia dan dewasa. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional, teknik pengambilan sampel adalah random, responden diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengumpulan data meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, penentuan IMT, tekanan darah, gula darah, dan asam urat. Berdasarkan hasil pendataan, digunakan untuk menentukan responden yang memiliki faktor risiko penyakit tidak menular. Data dianalisis dengan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan p-value >0,05 atau tidak ada perbedaan untuk perilaku gaya hidup dan riwayat penyakit. Untuk status metabolik didapatkan p-value 0,617 untuk indeks massa tubuh, p-value 0,626 untuk lingkar perut, p-value 0,528 untuk gula darah dan p-value 0,651 untuk asam urat dan p-value 0,004 untuk tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian ini hanya faktor tekanan darah yang menunjukkan perbedaan antara lansia dan dewasa, dan hanya status hipertensi yang menunjukkan perbedaan pada kedua kelompok.
-
Ujı aktıvıtas anthelmıntık ekstrak etanol rımpang pacıng (Costus speciosus (Koen.) Sm.) terhadap cacıng tanah (Lubricus rubellus)
Abstrak: 581
Abstract
Prevalensi masyarakat yang mengalami kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada masyarakat yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Pemberian anthelmintik herbal merupakan solusi alternatif yang aman mengingat banyaknya anthelmintik konvensional yang telah mengalami penurunan efektivitas akibat meningkatnya kasus resistensi khususnya di Indonesia. Pacing (Costus Speciosus) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai anthelmintik dengan senyawa bioaktif berupa flavonoid (proantosianidin dan antosianin), glutathione, β-karoten, α-tokoferol, asam askorbat, senyawa fenol, tricontanoic curcumin, gracillin, sitosterol-β-D-glukosida, tricontanoic dan dioscin. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian anthelmintik untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol rimpang pacing dalam menghambat aktivitas cacing tanah (Lumbricus rubellus). Uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol rimpang pacing dilakukan dengan menggunakan metode in-vitro. Pengujian diawali dengan membuat 5 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi 3 ekor cacing tanah dengan 3 replikasi. Kelompok perlakuan 1,2 dan 3 diberikan ekstrak etanol rimpang pacing masing-masing sebesar 5%, 7,5% dan 15% sedangkan untuk kelompok 4 diberikan NaCMC 0,5% dan kelompok 5 diberikan Mebendazole 2%. Pengamatan aktivitas anthelmintik dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sampel uji untuk melumpuhkan (paralisis) dan mematikan (mortalitas) cacing tanah selama 3 jam perlakuan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu waktu paralisis cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 27,2±3,7 menit, 11,7±0,3 menit, 14,6±0,02 menit, 98,3±2,5 menit dan 63,6±48,5 menit. Sedangkan waktu mortalitas cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 63,2±6,8 menit, 30,3±0,0 menit, 29,2±0,0 menit, 116,3±43,3 menit dan 105±10,7 menit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang pacing memiliki aktivitas antelmintik dengan potensi yang sangat kuat, dimana waktu yang dibutuhkan ekstrak untuk melumpuhkan dan mematikan cacing tanah lebih cepat dibandingkan dengan kontrol positif (mebendazole 2%).