Health Science and Technology

8 butir
null

Semua butir

  • The Ujı efektıvıtas ekstrak daun pacıng (Costus speciosus) terhadap penyembuhan luka sayat pada hewan uji kelinci (Oryctolagus cuniculus)

    Irma Novrianti, Sidar Nengsi, Sari Wijayanti
    19-26
    Abstrak: 504

    Abstract

    Luka adalah keadaan dimana terjadi kerusakan jaringan tubuh yang mengganggu proses seluler normal yang melibatkan jaringan ikat, otot, dan kulit syaraf.  Banyak tumbuhan herbal yang telah dilaporkan memiliki efektifitas dalam penangan luka, salah satunya adalah tumbuhan pacing (Costus speciosus) baik akar maupun daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan konsentrasi dari daun pacing yang dapat menyembuhkan luka sayat pada hewan uji kelinci. Ekstrak daun pacing diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hewan uji yang digunakan adalah Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Setiap hewan uji dibuat 5 kelompok, yaitu konsentrasi ekstrak 5%, konsentarsi ekstrak 10%, konsentrasi ekstrak 20%, kontrol negatif (basis gel), dan kontrol positif (salep betadin®). Setiap punggung kelinci dibuat menjadi 3 daerah yang telah dicukur dan diberikan sayatan pada daerah tersebut sepanjang 1 cm dengan kedalaman 0,3 cm. Pengukuran panjang luka sayat dilakukan setiap hari selama 7 hari, hasil pengukuran akan digunakan untuk perhitungan persentase kesembuhan yang kemudian akan dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis dan dilanjutkan menggunakan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelompok konsentrasi ekstrak 20% menunjukkan penyembuhan luka paling baik sebesar  91% dengan panjang luka 0,09 cm pada hari ke-7 dengan nilai p sebesar 0,016. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap persentase penyembuhan luka sayat pada setiap kelompok hewan uji. Senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol  daun pacing adalah senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pacing (Costus speciosus) memiliki efektifitas dalam penyembuhan luka sayat pada hewan uji.

  • Ujı aktıvıtas antıbakterı ekstrak etanol daun rambusa (Passiflora foetida L.) terhadap bakterı Pseudomonas aeruginosa

    Sari Wijayanti, Heriani Heriani, Faizal Mustamin, Syuhada Syuhada
    21-27
    Abstrak: 432

    Abstract

    Salah satu tumbuhan obat yang ada di Indonesia adalah rambusa (Passiflora foetida L.). Beberapa zat kimia yang terkandung di dalam daun rambusa antara lain alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpenoid yang mempunyai efek sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan konsentrasi antibakteri yang efektif dari ekstrak daun rambusa terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Uji antibakteri dilakukan dengan menggunakan disc diffusion atau metode Kirby dengan konsentrasi uji 10%, 15%, 20%, dan kontrol positif (Ciprofloxacin). Hasil penelitian menunjukkan daya hambat antibakteri ekstrak daun rambusa konsentrasi 10%, 15%, 20%, dan kontrol positif secara berurutan adalah 2,63 mm, 4,53 mm, 6,05 mm, dan 26,72. Konsentrasi 20% ekstrak daun rambusa menunjukkan aktivitas antibakteri sedang dengan diameter zona hambat yaitu 6,05 mm.

  • Ujı aktıvıtas anthelmıntık ekstrak etanol rımpang pacıng (Costus speciosus (Koen.) Sm.) terhadap cacıng tanah (Lubricus rubellus)

    Benazir evita rukaya, Syuhada Syuhada, Dewi Puspita Sari
    27-35
    Abstrak: 571

    Abstract

    Prevalensi masyarakat yang mengalami kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada masyarakat yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Pemberian anthelmintik herbal merupakan solusi alternatif yang aman mengingat banyaknya anthelmintik konvensional yang telah mengalami penurunan efektivitas akibat meningkatnya kasus resistensi khususnya di Indonesia. Pacing (Costus Speciosus) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai anthelmintik dengan senyawa bioaktif berupa flavonoid (proantosianidin dan antosianin), glutathione, β-karoten, α-tokoferol, asam askorbat, senyawa fenol, tricontanoic curcumin, gracillin, sitosterol-β-D-glukosida, tricontanoic dan dioscin. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian anthelmintik untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol rimpang pacing dalam menghambat aktivitas cacing tanah (Lumbricus rubellus). Uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol rimpang pacing dilakukan dengan menggunakan metode in-vitro. Pengujian diawali dengan membuat 5 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi 3 ekor cacing tanah dengan 3 replikasi. Kelompok perlakuan 1,2 dan 3 diberikan ekstrak etanol rimpang pacing masing-masing sebesar 5%, 7,5% dan 15% sedangkan untuk kelompok 4 diberikan NaCMC 0,5% dan kelompok 5 diberikan Mebendazole 2%. Pengamatan aktivitas anthelmintik dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sampel uji untuk melumpuhkan (paralisis) dan mematikan (mortalitas) cacing tanah selama 3 jam perlakuan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu waktu paralisis cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 27,2±3,7 menit, 11,7±0,3 menit, 14,6±0,02 menit, 98,3±2,5 menit dan 63,6±48,5 menit. Sedangkan waktu mortalitas cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 63,2±6,8 menit, 30,3±0,0 menit, 29,2±0,0 menit, 116,3±43,3 menit dan 105±10,7 menit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang pacing memiliki aktivitas antelmintik dengan potensi yang sangat kuat, dimana waktu yang dibutuhkan ekstrak untuk melumpuhkan dan mematikan cacing tanah lebih cepat dibandingkan dengan kontrol positif (mebendazole 2%).

  • Perbandingan potensi antibiotik tablet amoxicillin generik dari beberapa produsen yang beredar di kota Tarakan

    Benazir evita rukaya, Sari Wijayanti
    36-44
    Abstrak: 1436

    Abstract

    Persepsi masyarakat tentang kemanjuran, keamanan dan kualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain merek, kemasan, harga obat dan isu peredaran obat palsu atau kualitas obat dibawah standar. Persepsi negatif yang ada, bukan hanya terkait perbandingan kualitas obat generik dan paten, namun perbandingan kualitas obat generik yang diproduksi oleh produsen yang berbeda dan dengan kemasan yang berbeda juga terjadi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan pembuktian sederhana terkait kesetaraan potensi obat generik, dengan membandingkan daya hambat tablet amoxicillin generik dari beberapa produsen. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan potensi penghambatan tablet amoksisilin generik yang beredar di Kota Tarakan terhadap pertumbuhan bakteri uji. Uji aktivitas antibakteri amoksisilin dari 3 pabrik yang berbeda dengan konsentrasi 16 g/100µl terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dilakukan dengan metode sumuran. Amoksisilin (x), (y), dan (z) digunakan sebagai bahan uji dan aquadest steril sebagai kontrol negatif. Penentuan potensi dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang terlihat pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diberi intervensi. Hasil yang diperoleh akan dianalisis menggunakan software SPSS dengan uji Post Hoc-Tukey. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Amoksisilin (x), (y), dan (z) memiliki potensi yang sama dengan signifikansi > 0,05 untuk kedua bakteri uji dengan ukuran zona hambat rata-rata 25 mm terhadap Staphylococcus aureus dan 34 mm terhadap Escherichia coli. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet amoksisilin generik yang beredar di Kota Tarakan memiliki potensi yang sama untuk kedua bakteri tersebut.

  • Optimasi formula dan evaluasi stabilitas fisik sediaan tablet effervescent ekstrak aqueous daun kelor (Moringa oleifera L.)

    Benazir evita rukaya, Syuhada Syuhada, Devy Yulia Veronika
    28-37
    Abstrak: 1090

    Abstract

    Daun kelor (Moringa oleifera L.) adalah salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan memiliki nutrisi serta antioksidan yang tinggi. Pemanfaatan daun kelor sebagai suplemen kesehatan membutuhkan suatu inovasi bentuk sediaan agar praktis digunakan, salah satunya dengan membuatnya dalam bentuk tablet effervescent. Tujuan dari penenlitian ini adalah untuk mendapatkan formula yang optimal pada tablet effervescent ekstrak aqueous daun kelor (Moringa oleifera L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan membuat sediaan tablet effervescent  ekstrak aqueous daun kelor menggunakan 3 formula yang berbeda dengan metode granulasi basah. Stabilitas fisik tablet effervescent yang diperoleh kemudian dievaluasi. Hasil evaluasi dianalisis untuk mendapatkan formula optimal dari ke-3 formula. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan F3 merupakan formula yang memiliki kestabilan fisik granul dan tablet yang baik. Granul dari F3 memiliki sudut diam 22,45°, persentase kompresibilitas 12,67 %. Tablet effervescent F3 memiliki keseragaman bobot yang tidak melebihi 5% maupun 10%, keseragaman ukuran yang tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan memiliki waktu larut lebih cepat dibandingkan dengan formula lain yaitu 1 menit 22 detik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa formula optimal dari ke-3 formula adalah F3 dengan konsentrasi asam dan basa masing-masing sebesar 20%.

  • Gambaran penggunaan obat antıhıpertensı lini pertama dı apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan tahun 2019

    Syuhada Syuhada, Benazir evita rukaya, Indah Lestari
    11-18
    Abstrak: 1804

    Abstract

    Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi baik secara global maupun nasional. Tingginya prevalensi hipertensi akan berdampak terhadap penggunaan obat-obat antihipertensi terutama antihipertensi lini pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi lini pertama yang diresepkan di apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan. Data yang digunakan adalah seluruh data peresepan obat yang didapatkan melalui SIMRS apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan periode Januari-Desember tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan analisis deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan peresepan obat antihipertensi lini pertama yang digunakan adalah candesartan, amlodipin, ramipril, captopril, lisinopril, telmisartan, nifedipin, nicardipin, irbesartan, dan diltiazem dengan total jumlah 9,248% darti total peresepan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan frekuensi peresepan golongan obat antihipertensi lini pertama terbanyak adalah ARB (4,29%), CCB (3,62%), dan ACEI (1,35%) dari total 260.821 item resep.

  • Anti-diabetic Activity of Virgin Coconut Oil (VCO): Review

    Rahmawati Rahmawati, Bayu Putra, Lastri Wiyani, Andi Maulana Kamri, Sitti Azahra
    16-21
    Abstrak: 764

    Abstract

    Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by increased blood glucose levels. Currently, the treatment of diabetes mellitus uses synthetic or chemical drugs and natural ingredients such as virgin coconut oil. Virgin coconut oil (VCO) is extracted with minimal heating and no chemical purification process. This study aims to obtain data on the impact of VCO as an antidiabetic obtained from several research journals. This literature study uses a narrative review method obtained from the Google Scholar, Pubmed, and Science Direct databases. The results of this study indicate that VCO can be used as an alternative to lowering blood glucose levels because it has antidiabetic activity. Medium-chain fatty acid (MCFA) lauric acid in VCO can stimulate insulin production in pancreatic beta cells. This study concludes that virgin coconut oil can potentially reduce blood sugar levels.

  • Analısıs karakterıstık organoleptıs dan kimia tepung ıkan sepat rawa (Trıchopodus trıchopterus)

    Bella Rosalina Endah, Fitri Yanti, Karunita Ika Astuti, Vebruati Vebruati
    99-104
    Abstrak: 398

    Abstract

    Ikan sepat rawa (Trıchopodus trıchopterus) merupakan hewan yang banyak ditemukan di Kalimantan Selatan. Ikan sepat rawa muncul musiman namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui karakteristik oraganoleptis dan kimia berupa kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak dan kadar protein tepung ikan sepat rawa. Pembuatan tepung ikan sepat rawa dengan menggunakan metode pengukusan pada suhu 90˚C selama 20 menit dan pemanasan oven dengan suhu 70˚C selama 80 menit. Hasil penelitian ikan sepat rawa menunjukkan karakteristik organoleptis berupa warna cokelat muda, aroma harum/khas, rasa hambar kemanisan, dan tekstur kering sedangkan hasil analisis kimia didapatkan kadar protein sebesar 44,84%, kadar serat 1,88%, kadar lemak 4,12%, kadar abu 14,63%, dan kadar air 5,98%. Berdasarkan Standar Nasional Indonesi (SNI), dari kelima pengujian karakteristik kimia didapatkan hasil uji kadar protein termasuk dalam standar mutu III, serat termasuk dalam standar mutu II, kadar lemak termasuk dalam standar mutu I, kadar abu termasuk standar mutu I, kadar air temasuk standar mutu  I.