Vol 4 No 1 (2024): Volume 4 Issue 1 tahun 2024

					Lihat Vol 4 No 1 (2024): Volume 4 Issue 1 tahun 2024

Articles:  5

● Editorial in chief: apt. Syuhada, M.Farm.

● Managing Editorial: apt. Irma Novrianti, M.Farm.Klin.

● Co-Managing Editorial: apt. Benazir Evita Rukaya, M.Farm.

 

Diterbitkan: 2024-03-31

Articles

  • Gambaran Penjualan dan Investası Obat Bermerek Apotek “X” Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan dengan Metode ABC Tahun 2022

    Akbar Syahputra, Benazir Evita Rukaya, Syuhada Syuhada
    1-6
    Abstrak: 468 | PDF 1-6: 246

    Abstract

    Pengelolaan obat yang efektif memerlukan kontrol persediaan yang cermat guna mencegah masalah kekurangan atau kelebihan stok yang dapat merugikan baik bagi Apotek maupun pelayanan konsumen. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persentase obat berdasarkan transaksi penjualan dan investasi menggunakan metode ABC di Apotek "X" serta mengelompokkan obat ke dalam kategori A, B, atau C. Penelitian ini bersifat retrospektif dan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Objek penelitian adalah data penggunaan obat bermerek di Apotek "X" periode Januari- Desember 2022. Sampel terdiri dari 897 item obat sepanjang tahun 2022, dan sampel diambil menggunakan metode total sampling. Analisis data melibatkan penandaan nomor, nama item, jenis, jumlah, satuan, total harga, dan kelompok dagang, yang kemudian diurutkan berdasarkan transaksi penjualan dan investasi dari yang terbesar hingga yang terkecil. Analisis ABC dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kelompok A mendominasi penjualan obat, sementara Kelompok C memiliki jumlah item obat terbanyak meskipun pergerakannya rendah. Pengawasan ketat diperlukan di Kelompok A untuk mencegah kerugian akibat obat yang kadaluwarsa. Apotek "X" perlu mempertimbangkan pengurangan persediaan di Kelompok C sehingga mengoptimalkan pengeluaran dan ruang penyimpanan, sehingga mengurangi risiko obat kadaluwarsa dan meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan.

  • Gambaran Penjualan dan Investasi Obat Generik Apotek “X” Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan Menggunakan Analisis ABC Tahun 2022

    Ferry Fahruddin, Benazir Evita Rukaya, Syuhada Syuhada
    7-12
    Abstrak: 392 | PDF 7-12: 195

    Abstract

    Apotek memiliki peran menyediakan layanan kesehatan dan sebagai bisnis yang mengikuti prinsip profitabilitas. Jika manajemen obat tidak efisien, maka dapat mengakibatkan stok obat menjadi berlebihan dan atau kehabisan stok beberapa jenis obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase obat pada jumlah transaksi penjualan dan nilai investasi pada perencanaan kebutuhan obat dengan metode analisis ABC di Apotek “X”. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Objek yang diteliti adalah data jumlah transaksi penjualan obat generik di Apotek “X” periode Januari- Desember 2022. Sampel yang digunakan penelitian ini berjumlah 168 item obat yang terjual sepanjang tahun 2022 dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil analisis ABC berdasarkan nilai investasi menunjukkan bahwa pada kelompok A terdiri dari 34 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp.103.417.500 (69,43%), kelompok B terdiri dari 42 item obat dengan nilai investasi sebanyak Rp.30.276.000 (20,33%) dan kelompok C terdiri 92 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp.15.258.300 (10,24%). Item obat kelompok A memiliki tingkat penjualan dan investasi tertinggi, sehingga penting untuk memastikan ketersediaan stoknya agar mengurangi risiko pada penurunan kualitas layanan dan kerugian Apotek.

  • Gambaran Penjualan dan Investasi Obat Bermerek Apotek “X” Kelurahan Kampung Satu Kota Tarakan Menggunakan Analisis ABC Periode Tahun 2022

    Yulianti Clarisa Febrilia, Syuhada Syuhada, Benazir Evita Rukaya
    13-20
    Abstrak: 360 | PDF 13-20: 118

    Abstract

    Apotek selaku sarana yang berwenang melakukan pengelolaan persediaan perbekalan farmasi perlu mengantisipasi permasalahan persediaan, baik yang over stock maupun stock out. Analisis Pareto ABC merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan perencanaan dan pengadaan barang yang cenderung tidak efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai penjualan dan investasi obat bermerek pada salah satu apotek swasta di Kota Tarakan. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif menggunakan metode analisis Pareto ABC pada data penjualan obat bermerek tahun 2022.  Berdasarkan data penjualan terdapat 761 jenis obat bermerek yang dianalisis. Data tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan nilai penjualan. Adapun hasil yang diperoleh, kelompok A terdiri dari 189 jenis obat atau setara dengan 24,84% dari total jenis obat, dengan nilai penjualan sebanyak 17.986 item dan nilai investasi sebesar Rp. 209.828.250. Sedangkan kelompok B terdiri dari 205 jenis obat atau setara dengan 26,94% dari total jenis obat, dengan nilai penjualan sebanyak 5.155 item dan nilai investasi sebesar Rp. 60.177.500. Sementara itu, untuk kelompok C terdapat 367 jenis obat atau 48,23% dari seluruh jenis obat, dengan nilai penjualan sebanyak 2.573 item dan nilai investasi total sejumlah Rp. 30.107.100. Hal ini mengindikasikan bahwa pengawasan dan manajemen persediaan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan besaran investasi masing-masing kategori obat.

  • Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Puskesmas Mamburungan Kota Tarakan

    Nur Syafika Safitri, Sari Wijayanti, Irma Novrianti
    21-29
    Abstrak: 604 | PDF 21-29: 832

    Abstract

    Waktu tunggu adalah satu diantara faktor yang mampu mempengaruhi kepuasan dari pasien yang menebus resep di puskesmas. Waktu tunggu untuk pelayanan resep ialah lama waktu yang digunakan oleh pasien untuk mendapatkan obat mulai dari penerimaan resep sampai dengan penyerahan obat oleh pihak farmasi. Waktu tunggu yang lama menjadi suatu permasalahan yang sering terjadi di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien. Penelitian ini memiliki tujuan guna melihat rerata waktu yang dibutuhkan terkait pelayanan resep obat non racikan dan obat racikan di Puskesmas Mamburungan kota Tarakan. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ialah jenis penelitian yang dipergunakan didalam penelitian ini. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dipergunakan didalam penelitian ini. Data yang didapatkan memakai lembar observasi dengan jumlah sampel sebanyak 94 resep yang terdiri dari 47 resep non racikan dan 47 racikan. Waktu tunggu dinyatakan optimal dan ideal (Kepmenkes) apabila pelayanan yang diberikan untuk obat non racikan membutuhkan waktu ≤30 menit dan ≤60 menit untuk obat racikan. Sementara menurut standar pelayanan minimal di Puskesmas Mamburungan, lama waktu yang ideal untuk resep obat non racikan yaitu ≤5 menit sementara ≤30 menit untuk obat racikan. Hasil data dari penelitian memperlihatkan bahwasanya rerata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan yaitu sebanyak 5 menit sementara obat racikan sebanyak 10 menit. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan jika waktu tunggu pelayanan resep di Puskesmas Mamburungan telah memenuhi standar yang ditentukan yakni menurut Kepmenkes tahun 2008 maupun menurut standar dari pelayanan minimal di Puskesmas Mamburungan.

  • Gambaran Penyimpangan Distribusi Obat Bebas Terbatas dan Obat Keras pada Toko Kelontong di RT 17 Wilayah “X” Kota Tarakan

    Nursyafika Nursyafika, Irma Novrianti, Jufri Ubrusun
    30-36
    Abstrak: 428 | PDF 30-36: 525

    Abstract

    Obat merupakan  bagian penting dari layanan kesehatan karena dapat membantu masyarakat dalam mengatasi penyakit yang dialaminya. Tentang Kesehatan mengatur perusahaan farmasi yang menghasilkan produk yang disebut obat. Obat didistribusikan pada sarana kefarmasian berizin seperti Apotek dan toko obat berizin. Namun, sering terdapat penyimpangan distribusi dimana ditemukan obat dijual di sarana non kefarmasian seperti toko kelontong. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Gambaran Distribusi Obat Bebas Terbatas (OBT) dan Obat Keras di Toko Kelontong RT 17 wilayah “X” Kota Tarakan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan sampel semua toko kelontong yang berada di RT 17 wilayah “X” yang bersedia menjadi responden yaitu sebanyak 21 toko. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden menjual obat bebas terbatas (OBT) dan obat keras. Obat bebas terbatas yang banyak ditemukan di toko kelontong adalah Paramex dijual di 9 toko. Selain obat bebas terbatas toko kelontong wilayah ini juga ditemukan obat keras seperti amoxisilin yang ditemukan pada 10 toko. Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap pemilik toko diketahui bahwa obat-obatan tersebut diperoleh melalui pembelian langsung ke apotek dan toko obat. Dapat disimpulkan bahwa toko kelontong RT 17 wilayah “X” Kota Tarakan masih menjual Obat Bebas Terbatas dan Obat Keras.