Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First

					View Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First

Articles: 5

● Editorial in chief: apt. Syuhada, M.Farm.

● Managing Editorial: Ns. Sriargianti Amir, M.Kep.

 

Published: 21-11-2021

Articles

  • Perbedaan faktor rısıko domınan penyakıt tıdak menular pada usıa dewasa dan lanjut usıa

    Haris H, Amir Syam
    1-10
    Abstract: 241 | pdf (Indonesian): 31

    Abstract

    Penyakit tidak menular merupakan ancaman kesehatan saat ini, prevalensinya selalu meningkat setiap tahunnya. Faktor risiko penyakit tidak menular adalah perilaku hidup yang berhubungan dengan kelebihan berat badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, tekanan darah tinggi, gula darah, kolesterol. Lansia dan dewasa merupakan kelompok rentan terhadap penyakit tidak menular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan faktor risiko penyakit tidak menular antara lansia dan dewasa. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional, teknik pengambilan sampel adalah random, responden diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengumpulan data meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, penentuan IMT, tekanan darah, gula darah, dan asam urat. Berdasarkan hasil pendataan, digunakan untuk menentukan responden yang memiliki faktor risiko penyakit tidak menular. Data dianalisis dengan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan p-value >0,05 atau tidak ada perbedaan untuk perilaku gaya hidup dan riwayat penyakit. Untuk status metabolik didapatkan p-value 0,617 untuk indeks massa tubuh, p-value 0,626 untuk lingkar perut, p-value 0,528 untuk gula darah dan p-value 0,651 untuk asam urat dan p-value 0,004 untuk tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian ini hanya faktor tekanan darah yang menunjukkan perbedaan antara lansia dan dewasa, dan hanya status hipertensi yang menunjukkan perbedaan pada kedua kelompok.

  • Gambaran penggunaan obat antıhıpertensı lini pertama dı apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan tahun 2019

    Syuhada Syuhada, Benazir evita rukaya, Indah Lestari
    11-18
    Abstract: 1591 | pdf (Indonesian): 31

    Abstract

    Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi baik secara global maupun nasional. Tingginya prevalensi hipertensi akan berdampak terhadap penggunaan obat-obat antihipertensi terutama antihipertensi lini pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi lini pertama yang diresepkan di apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan. Data yang digunakan adalah seluruh data peresepan obat yang didapatkan melalui SIMRS apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan periode Januari-Desember tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan analisis deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan peresepan obat antihipertensi lini pertama yang digunakan adalah candesartan, amlodipin, ramipril, captopril, lisinopril, telmisartan, nifedipin, nicardipin, irbesartan, dan diltiazem dengan total jumlah 9,248% darti total peresepan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan frekuensi peresepan golongan obat antihipertensi lini pertama terbanyak adalah ARB (4,29%), CCB (3,62%), dan ACEI (1,35%) dari total 260.821 item resep.

  • The Ujı efektıvıtas ekstrak daun pacıng (Costus speciosus) terhadap penyembuhan luka sayat pada hewan uji kelinci (Oryctolagus cuniculus)

    Irma Novrianti, Sidar Nengsi, Sari Wijayanti
    19-26
    Abstract: 404 | pdf (Indonesian): 31

    Abstract

    Luka adalah keadaan dimana terjadi kerusakan jaringan tubuh yang mengganggu proses seluler normal yang melibatkan jaringan ikat, otot, dan kulit syaraf.  Banyak tumbuhan herbal yang telah dilaporkan memiliki efektifitas dalam penangan luka, salah satunya adalah tumbuhan pacing (Costus speciosus) baik akar maupun daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan konsentrasi dari daun pacing yang dapat menyembuhkan luka sayat pada hewan uji kelinci. Ekstrak daun pacing diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hewan uji yang digunakan adalah Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Setiap hewan uji dibuat 5 kelompok, yaitu konsentrasi ekstrak 5%, konsentarsi ekstrak 10%, konsentrasi ekstrak 20%, kontrol negatif (basis gel), dan kontrol positif (salep betadin®). Setiap punggung kelinci dibuat menjadi 3 daerah yang telah dicukur dan diberikan sayatan pada daerah tersebut sepanjang 1 cm dengan kedalaman 0,3 cm. Pengukuran panjang luka sayat dilakukan setiap hari selama 7 hari, hasil pengukuran akan digunakan untuk perhitungan persentase kesembuhan yang kemudian akan dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis dan dilanjutkan menggunakan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelompok konsentrasi ekstrak 20% menunjukkan penyembuhan luka paling baik sebesar  91% dengan panjang luka 0,09 cm pada hari ke-7 dengan nilai p sebesar 0,016. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap persentase penyembuhan luka sayat pada setiap kelompok hewan uji. Senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol  daun pacing adalah senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pacing (Costus speciosus) memiliki efektifitas dalam penyembuhan luka sayat pada hewan uji.

  • Ujı aktıvıtas anthelmıntık ekstrak etanol rımpang pacıng (Costus speciosus (Koen.) Sm.) terhadap cacıng tanah (Lubricus rubellus)

    Benazir evita rukaya, Syuhada Syuhada, Dewi Puspita Sari
    27-35
    Abstract: 442 | pdf (Indonesian): 31

    Abstract

    Prevalensi masyarakat yang mengalami kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada masyarakat yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Pemberian anthelmintik herbal merupakan solusi alternatif yang aman mengingat banyaknya anthelmintik konvensional yang telah mengalami penurunan efektivitas akibat meningkatnya kasus resistensi khususnya di Indonesia. Pacing (Costus Speciosus) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai anthelmintik dengan senyawa bioaktif berupa flavonoid (proantosianidin dan antosianin), glutathione, β-karoten, α-tokoferol, asam askorbat, senyawa fenol, tricontanoic curcumin, gracillin, sitosterol-β-D-glukosida, tricontanoic dan dioscin. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian anthelmintik untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol rimpang pacing dalam menghambat aktivitas cacing tanah (Lumbricus rubellus). Uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol rimpang pacing dilakukan dengan menggunakan metode in-vitro. Pengujian diawali dengan membuat 5 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi 3 ekor cacing tanah dengan 3 replikasi. Kelompok perlakuan 1,2 dan 3 diberikan ekstrak etanol rimpang pacing masing-masing sebesar 5%, 7,5% dan 15% sedangkan untuk kelompok 4 diberikan NaCMC 0,5% dan kelompok 5 diberikan Mebendazole 2%. Pengamatan aktivitas anthelmintik dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sampel uji untuk melumpuhkan (paralisis) dan mematikan (mortalitas) cacing tanah selama 3 jam perlakuan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu waktu paralisis cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 27,2±3,7 menit, 11,7±0,3 menit, 14,6±0,02 menit, 98,3±2,5 menit dan 63,6±48,5 menit. Sedangkan waktu mortalitas cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 63,2±6,8 menit, 30,3±0,0 menit, 29,2±0,0 menit, 116,3±43,3 menit dan 105±10,7 menit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang pacing memiliki aktivitas antelmintik dengan potensi yang sangat kuat, dimana waktu yang dibutuhkan ekstrak untuk melumpuhkan dan mematikan cacing tanah lebih cepat dibandingkan dengan kontrol positif (mebendazole 2%).

  • Perbandingan potensi antibiotik tablet amoxicillin generik dari beberapa produsen yang beredar di kota Tarakan

    Benazir evita rukaya, Sari Wijayanti
    36-44
    Abstract: 1283 | pdf (Indonesian): 31

    Abstract

    Persepsi masyarakat tentang kemanjuran, keamanan dan kualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain merek, kemasan, harga obat dan isu peredaran obat palsu atau kualitas obat dibawah standar. Persepsi negatif yang ada, bukan hanya terkait perbandingan kualitas obat generik dan paten, namun perbandingan kualitas obat generik yang diproduksi oleh produsen yang berbeda dan dengan kemasan yang berbeda juga terjadi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan pembuktian sederhana terkait kesetaraan potensi obat generik, dengan membandingkan daya hambat tablet amoxicillin generik dari beberapa produsen. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan potensi penghambatan tablet amoksisilin generik yang beredar di Kota Tarakan terhadap pertumbuhan bakteri uji. Uji aktivitas antibakteri amoksisilin dari 3 pabrik yang berbeda dengan konsentrasi 16 g/100µl terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dilakukan dengan metode sumuran. Amoksisilin (x), (y), dan (z) digunakan sebagai bahan uji dan aquadest steril sebagai kontrol negatif. Penentuan potensi dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang terlihat pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang telah diberi intervensi. Hasil yang diperoleh akan dianalisis menggunakan software SPSS dengan uji Post Hoc-Tukey. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Amoksisilin (x), (y), dan (z) memiliki potensi yang sama dengan signifikansi > 0,05 untuk kedua bakteri uji dengan ukuran zona hambat rata-rata 25 mm terhadap Staphylococcus aureus dan 34 mm terhadap Escherichia coli. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet amoksisilin generik yang beredar di Kota Tarakan memiliki potensi yang sama untuk kedua bakteri tersebut.